- Home »
- Seputar Luar Negeri »
- Inggris Kembali ke Masa Kegelapan
Unknown
On Monday, April 15, 2013

Kerusuhan sepak bola memang pernah menorehkan tinta hitam dalam sejarah Inggris, baik yang terjadi di negeri sendiri maupun di luar negeri. Bahkan, pemerintah Inggris pernah melarang sepak bola, karena seringnya terjadi kerusuhan yang meluas di berbagai kota.
Sabtu (13/4/2013), para suporter Milwall membuat kerusuhan di Stadion Wembley saat tim mereka melawan Wigan Athletic di semifinal Piala FA. Mereka tampak kecewa karena timnya kalah dan gagal ke final Piala FA. Selain saling berkelahi, mereka juga menyerang polisi.
Sehari kemudian, suporter Newcastle United membuat kerusuhan seusai mereka kalah 0-3 dari Sunderland, Minggu (14/4/2013) dalam lanjutan Premier League. Dalam kerusuhan itu, empat polisi Northumria mengalami luka. Mereka melemparkan botol dan tempat sampah, bahkan api, ketika polisi berusaha mencoba menjauhkan suporter Newcastle dari suporter lawan. Polisi Northumbria menyatakan sudah menangkap 29 orang. Polisi juga sedang mempelajari rekaman CCTV untuk mengidentifikasi para perusuh tersebut.
Dua kasus itu langsung memunculkan kekhawatiran yang dalam bagi masyarakat Inggris. Daily Telegraph menulis, "Penyakit Inggris Telah Kembali." Sedangkan Daily Mail mengatakan, "Kembali ke Masa Kegelapan."
Wajar jika Newcastle pun akan melakukan tindakan tegas. Mereka yang menyebabkan kerusuhan akan dijatuhi hukuman seumur hidup tak boleh menonton laga Newcastle di stadion.
Demikian diumumkan Newcastle lewat situs resminya (www.nufc.co.uk). Kerusuhan itu muncul seusai Newcastle kalah 0-3 dari Sunderland. Bahkan, sebagian suporter menyerang polisi di luar stadion.
"Newcastle United telah bekerja dengan kepolisian Northumbria dan akan terus melakukan hal itu untuk mengidentifikasi semua orang yang terlibat," demikian pernyataan Newcastle.
"Klub akan menjatuhkan hukuman seberat mungkin kepada mereka yang terlibat dalam kerusuhan dan akan menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada mereka yang terbukti bersalah," tegas klub tersebut.
"Pribadi yang memprihatinkan seperti itu tak memiliki tempat di Newcastle Uniteed dan hanya mendatangkan rasa malu buat klub," lanjutnya.